Powered By Blogger

Wednesday 31 August 2016

UrgentNews: In a week Four Teenager Papuans Shot Dead by Indonesian Police in West Papua


Victim's Family's of Otianus Sondegau Angry and Burned Indonesian Police Station in Sugapa, Papua Province on August 27th 2016 (Photo Arnold Belau Received)

In  ENGLISH

Papuans human rights defenders Calls for International Intervention should be undertaken immediately, before the Indonesian security forces kill West Papuans until they run out. West Papua Indigenous Peoples Have Right to life, but the Indonesian Security Forces kill and eliminate the lives of Indigenous people of West Papuans every day. It is the Papuan Indigenous people of West Papuan faces every day, in our lives on the land of our ancestors.

Therefore, we call upon that UN intervention should be done immediately, and the UN should be responsible for the suffering of the Indigenous people of West Papuan. Why? Because the UN has supported the annexation of West Papua into Indonesia Territory, and that consequently the Indigenous people of West Papua Melanesians has and is still suffering for a long time.

Shooting Event data that constitute human rights violations of Papuan native that has occurred in the week two cases may follow below.

First, On August 27th, 2016 Indonesian police have shot dead a 16 years-old young man in Sugapa, West Papua.

Otianus SOndegau (Photo Arnold Belau)
Identity Data Shooting Victims and Perpetrators as follows:
Name of victim: Otianus Sondegau
Age                 : 16 years old
Gender          : Male
Occupation  : Junior High School (SMP) Student
Points Events: Sugapa, Intan Jaya Regency, Papua Province, Indonesia
Event Time: Saturday, August 27th, 2016 at 10:25 am in Papua
Name or Perpetrators Shooting: Indonesian Police (Brimob Polda Papua)
 
Chronological:
According to one resident who contacted reporters from Sugapa to Tabloid Jubi Journalist, the shooting that occurred on Saturday (08/27/2016) at around 10:25am Papua time this is the aftermath of the previous shootings, Thursday (25/08/2016).

"On Thursday, it Nope Sani and Nole Sondegau had firewood is not accepted by the company TIGI Permai Jaya Trans Papua road paving work. Do not know why, this company telephone or call Indonesian Police (Brimob).Then came last the Indonesian Police (Brimob) firing of two teenager three times. But do not hit, "said resident from Sugapa on Saturday night 27th of August 2016 last week. 



 "The Indonesian police (Brimob) immediately come to pursue this four junior high school children. Because four children ran, Police (Brimob) after them. They shoot Otianus Sondegau in front of his own house. One shot hit the hand and another hit in the chest. Otinus Sondegau died immediately, "he said.

Parents of Otinus Sondegau not receive the treatment by Indonesian Police (Brimob), then they set fire to their local police station in Sugapa. 

"The bodies  of Otianus were in the house of Regent also directly take them home with grief," the source told Jubi Journalist.

Kabidhumas Papua Regional Police (Polda Papua), Kombespol Patridge warin confirmed the shooting and burning of Police Station in Sugapa, Papua.

Chairman of the Papuan Legislative Council (DPRP) and the Family of victim asked to Chief of Papua Regional Police (Polda Papua) should be responsible for the shooting incident.

Reports from various reliable local media (http://www.suarapapua.com/ and Tabloid Jubi) edition 28th and August 30th, 2016 by Journalists (Arnold Belau) have written that According to the victim's family, During Police (Brimob) were in Intan Jaya has some cases that do. Among other things, the shooting of a football field Japugau Seprianus Sugapa in September 2014, beatings against the six men on March 7th, 2016, shooting of Malon Sondegau on August 25th, 2016 and there are still many cases of beatings perpetrated by police (Brimob).

"Recently, the police (Brimob) Otianus shot dead in front of his home on August 27th, 2016 at 10:30am. They or Indonesian Police (Brimob) with Sniper shot from a distance of 50th meters and then two bullets lodged in the body of Otianus and he died, "he said in the signed statements.

Second, on August 28th, 2016, the Indonesian National Army (TNI) members in the state Drunk (after drunk) then they have been shot Papuan Civilians. Cause of the shot Consequently three people has Died and three other people Still in Critical Condition in Timika, Papua province.

These are the names of the victims below:
1. Emanuel Mairimau (been Deid) cause of been shot in the head
2. Julian Akoare (deceased World) been shot in the thigh (Critical)
3. Tinus Afugafi (deceased World)
4. Martinus Imapuka (high school student was shot in the left part of the chest and Still Critical)
5. Moses Tomas Epepu Died
6. Thomas Apoka Critical

Shooting perpetrators, members of the Indonesian Armed Forces (TNI), and the events of Timika, Papua  Province-Indonesia.

The latter situation, Timika is an emergency, police and army dominates every point and every Hospitals also RSMM charity Hospital. The shooting by the Indonesian army against the civil populace of Kamoro including one high school student shows serious human rights violations in Timika city throughout history, will complete Chronology proposes. KNPB News reports Timika, Papua.

The shooting incident-by shooting on the Indigenous people of West Papuans in West Papua, which has never stopped this shows that human rights violations have been and are being done by the Indonesian Security Forces submarine 54th  years in Papua is a fact, which can not be hidden anymore.

By looking at this situation, human rights activists in Papua ask to the UN for International Intervention must be done in West Papua, because the Indonesian Security Forces are still killings and arrests and arbitrary tortures outside legal procedures against indigenous Papuans excessive.

Writed, Edited, Translated and Publishing by
Sebby Sambom
West Papuan Human Rights Defender

(Former West Papuan Political prisioner)
----------------------------------------------------

In INDONESIAN
UrgentNews: Dalam Seminggu Dua Orang Muda Asli Papua Telah Ditembaik Mati Oleh Polisi Indonesia di Papua Barat

Pembela HAM Papua menyeruhkan Intervensi Internasional di Papua Barat Harus Segera dilakukan, sebelum AParat Keamanan Indonesia membunuh Orang Papua Barat sampai habis. Orang Pribumi Papua Barat Mempunyai Hak untuk hidup, tetapi Aparat Keamanan Indonesia membunuh dan menghilangkan nyawa Orang Asli Papua setiap hari. Hal ini kami orang Asli Papua hadapi setiap hari, dalam kehidupan kami di atas tanah leluhur kami. 

Oleh karena itu, kami seruhkan agar Intervensi PBB harus segera dilakukan, dan PBB harus bertanggung jawab atas penderitaan Orang Asli Papua Barat. Mengapa? Karena PBB telah mendukung Aneksasi Papua Barat kedalam Wilayah Indonesia, dan yang akibatnya Orang Asli Papua Barat yang berumpun Melanesia telah dan sedang mengalami penderitaan yang cukup lama.   

Data Peristiwa Penembakan yang merupakan pelanggaran HAM ata Orang Asli Papua yang telah terjadi dalam satu minggu dua kasus boleh ikuti dibawah ini. 

Pertama, Pada tanggal 27 Agustus 2016 Polisi Indonesia telah menembak mati seorang pemuda yang berusia 16 Tahun di Sugapa, Papua Barat.  

Data Identitas Korban dan Pelaku Penembakan sebagai berikut:
Nama Korban          :  Otianus Sondegau
Umur                                     : 16 Tahun
Jenis Kelamin                       :  Pria
Pekerjaan                 :  Pelajar SMP
Tempat Peristiwa   :  Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua, Indonesia
Waktu Peristiwa     :  Hari Sabtu tanggal 27 Agustus 2016, pukul 10:25 pagi waktu Papua
Nama atau Pelaku Penembakan            :  Polisi Indonesia (Brimob Polda Papua)

Kronologis: 

Menurut seorang warga Sugapa yang menghubungi wartawan Jubi, penembakan yang terjadi pada hari Sabtu (27/8/2016) sekitar pukul 10.25 Waktu Papua ini adalah buntut dari penembakan sebelumnya, Kamis (25/8/2016).

“Hari Kamis, itu Nope Sani dan Nole Sondegau punya kayu bakar tidak diterima oleh perusahaan Tigi Jaya Permai yang mengerjakan pengaspalan jalan Trans Papua. Tidak tau kenapa, perusahaan ini telpon Brimob. Kemudian Brimob datang lalu tembak dua anak ini tiga kali. Tapi tidak kena,” kata warga Sugapa ini, Sabtu tanggal 27 Agustus 2016 malam.

 “Polisi Indonesia (Brimob) langsung datang kejar empat anak SMP ini. Karena empat anak ini lari, Brimob mengejar mereka. Mereka tembak Otinus di depan rumahnya sendiri. Satu tembakan kena tangan dan satu lagi kena di dada. Otinus langsung meninggal,” katanya.

Orang tua Otinus tidak terima perlakuan para Brimob ini. Mereka lalu membakar kantor Polisi Sektor Sugapa (Polsek Sugapa). “Jenazah Otinus yang di rumah Bupati juga langsung di bawa kerumah duka,” kata sumber kepada Jubi. 

Kabidhumas  Polisi Daerah Papua (Polda Papua), Kombespol Patridge Renwarin membenarkan adanya peristiwa penembakan dan pembakaran Kantor Polisi di SUgapa, Papua ini.

Ketua Dewan Perwakilan Papua (DPRP) dan Keluarga minta Kepala Kepolisian Daerah Papua (Polda Papua)  harus segera bertanggung jawab atas peristiwa penembakan ini.  

Laporan dari berbagai media local yang terpercaya (http://www.suarapapua.com/ dan Tabloid Jubi) edisi 28 dan 30 Agustus 2016 oleh Wartawan Arnold Belau telah menulis bahwa Menurut keluarga korban, Selama Polisi (Brimob) berada di Intan Jaya sudah beberapa kasus yang dilakukan. Antara lain, penembakan terhadap Seprianus Japugau di lapangan sepakbola Sugapa pada September 2014, pengeroyokan terhadap enam pemuda pada 7 Maret 2016, penembakan terhadap Malon Sondegau pada 25 Agustus 2016 dan masih banyak kasus pemukulan yang dilakukan aparat Polisi (Brimob).

“Terakhir,Polisi ( brimob) tembak mati Otianus di depan rumahnya pada 27 Agustus 2016 pada pukul 10.30. mereka (Brimob) tembak dengan Sniper dari jarak 50 meter dan kemudian dua peluru bersarang di dalam tubuh Otianus dan meninggal dunia,” ungkapnya dalam pernyataan sikap tersebut.

Kedua, pada tanggal 28 Agustus 2016, Tentara Nasional Indonesia (TNI) anggota dalam keadaan Mabuk telah melakukan penembakan terhadap Rakyat Sipil Papua yang akibatnya menewaskan 3 Orang Meninggal dunia dan 3 lainnya Masih Dalam Kondisi Kritis di Timika, Provinsi Papua. 

Ini nama- nama Korban antarnya yaitu;
1.     Emanuel Mairimau (Meinggal Dunia) ditembak di kepala
2.     Yulianus Akoare (meninggal Dunia) di tembak di paha (Kritis)
3.     Tinus Afugafi (meninggal Dunia)
4.     Martinus Imapuka ( Pelajar SMA di tembak di dada bagian kiri dan Masih Kritis)
5.     Moses Tomas Epepu Meninggal
6.     Thomas Apoka

Pelaku Penembakan, anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan tempat peristiwa Timika, Papua-Indonesia. 

Situasi terakhir, timika keadaan darurat, polisi dan tentara menguasai setiap titik dan Rumah sakit RSUD dan RSMM karitas. Penembakan oleh Tentara Indonesia terhadap rakyat Sipil suku Kamoro termasuk satu pelajar SMA  ini menunjukan pelanggaran HAM berat di kota  Timika sepanjang sejarah, Kronologis lengkap akan mengusul. Laporan KNPB News Timika, Papua.

Peristiwa penembakan demi penembakan terhadap Orang Asli Papua di Papua Barat, yang tidak pernah berhenti ini menunjukan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang telah dan sedang lakukan oleh Aparat Keamanan Indonesia selam 54 tahun di Papua adalah Fakta, yang tidak dapat disembunyikan lagi.

Dengan melihat situasi ini, aktivis pembela HAM Papua mita kepada PBB agar Intervensi Internasional harus segera dilakukan di Papua Barat, karena Aparat Keamanan Indonesia masih melakukan pembunuhan dan penangkapan serta penyiksaan sewenang-wenang di luar prosedur hukum terhadap orang asli Papua yang berlebihan.

Writed, Edited, Translated and Publishing by
Sebby Sambom
West Papuan Human Rights Defender
(Former West Papuan Political Prisioner)

1 comment: