Powered By Blogger

Thursday 13 June 2019

International Media Associate Press Jornalist Questions On WPNLA Personnel Member Also Teenagers Why?

The photo of Young West Papua National Liberation Army of OPM Personnel in Ndugama, Papua (pic doc TPNPB)

Hi Sebby, How are you? I wanted to ask you some questions about the TPNPB fighters in Nduga. 

I have heard that many of them are teenagers, aged 15-16 or younger.
1.     What is your understanding of that situation and what is the background to males of that age joining TPNPB and fighting?
2.     Do they have parents or other relatives who were involved in the conflict in the past? For example.
3.     Is there a history of young males being involved in armed conflict against Indonesia in other parts of West Papua?
Kind regards, SW
The photo of West Papua national Liberation Army Personnel of OPM in Ndugama, West Papua led by Bridgen E. Kogeya
In Indonesian Malay as follow…..!!!

Hai Sebby apa khabar? Saya hendak bertanya kepada anda beberapa pertanyaan tentang Pejuang TPNPB di Nduga. 

1.     Saya telah mendengar bahwa banyak pejuang dari mereka (TPNPB) adalah tergolong anak-anak muda, yang berumur rata-rata 15 sempai 16 tahun atau tergolong usia muda? 
2.     Apa pemahaman anda dengan situasi itu dan apa latar belakang dari pada pria-pria yang berumur muda itu bergabung Dengan TPNPB dan berjuang?
3.     Apakah mereka memiliki orang tua atau saudara lain yang terlibat dalam konflik di masa lalu? Sebagai contoh.
4.     Apakah ada sejarah laki-laki muda yang terlibat dalam konflik bersenjata melawan Indonesia di bagian lain Papua Barat?

Hormat Saya,
SW
The photo of West Papua National liberation Army of OPM in Ndugama Papua, Led by Bridgen Ekianus Kogeya
Sebby Sambom Answers on Associate Press Journalist Questions

Hi S, we are fine. And these is an interesting Questions but hard to explain on the situation. Anyways, I will trying to answers with the my knowledge and experience that has been and is being faced by Papuan people who struggle under the umbrella of OPM and TPNPB for over more than fifty years.

1.     Yes, TPNPB-OPM fighters are mostly young mans, and that is true. And this situation applies in all of the Central Highlands of Papua, which are areas of war conflict between the West Papua National Liberation Army (TPNB-OPM) and the Indonesian Security Forces, namely military and Indonesian Colonial Police;

2.     My knowledge and experience is that more specifically we in the war conflict area, in the highlands of West Papua, have bitter experiences due to brutal military operations, which have been and are being carried out by the Indonesian military and polices.

In this case, we need to convey to the international community that areas of war conflict such as Ndugama territory, Puncak Jaya, Puncak Papua, Intan Jaya, Tembagapura, Lani Jaya, almost all childrens are not entitled to education. And these young people are a family of members of the TPNPB-OPM. Therefore, if they attend to education in Indonesian public schools, then Indonesian intelligence will kidnap them and even if they can finally be arrested and even killed.

With this experience so that all the childrens who are TPNPB-OPM families always live in the forest with their families, and then they grow up and become an Papuan freedom fighters, namely continuing the struggle of their parents.

So if you hear the news about young West Papua National Liberation Army (TPNPB) fighters because of the situation, and also it has been and is being noted in the history of our struggle.

3.     Yes, these young fighters have parents and relatives. Their parents are fighters for Papuan independence and they are part of this struggle. So that these childrens automatically become fighters and opponents of the Colonial Military of Indonesia.

For example, TPNPB Commander of Ndugama defense region Command Bridgen Ekianus Kogeya. Ekianus Kogeya is the son of the TPNPB-OPM Commander in Ndugama region, Highlands of West Papua, namely late General Silas Elmin Kogeya. And his son took over the commandos to continue the struggle of the Papuan people to gain independence from the hands of colonial government of Indonesia.

4.     Yes, we have the same experience throughout the territory of Papua, which is from Sorong to Merauke, even in PNG in refugee camps. All children whose parents are Papuan independent fighters, their children automatically become fighters and continue the struggle for free Papua. And we have experienced this started since Indonesia entered in Papua from May 1th, 1963 until now.
The photo of West Papua National Liberation Army of OPM in Ndugama Papua led by Bridgen Ekianus Kogeya
 Note By Sebby Sambom You Can Follow the Below:

After receiving the questions of International journalists from the Media Associate Press (AP) dated June 12th, 2019, we need to convey to the public globally that  West Papua National Liberation Army (TPNPB-OPM) fighters are people who do not recognize the illegal occupation of Indonesia in the lands of Papuans, and we are not Indonesian citizens .

In this case, we have never admitted to being Indonesian citizens, because the struggle of the OPM and TPNPB has started from the 1960s. And we are a group that does not want thieves to come to our ancestral lands, to rob and steal natural resources on our lands.

On the basis of our plausible argument, we also underline that all West Papua National Liberation (TPNPB-OPM) childrens who was born on their battlefields have no chance to participate in the development program activities that have been and are being carried out by the colonial government of the Republic of Indonesia in Papua.

And in the war against the Indonesian Colonial Combatants, if the public knows that there are TPNPB-OPM fighters belonging to young children, that is because of the political situation due to Indonesia's illegal occupation of the Papuan ancestral lands.
This means that TPNPB-OPM is not like a Terrorist organization that can have to recruit childrens to be used as dameng, but all TPNPB-OPM fighters are was born naturally according to the situation and also according to the background of the life of TPNPB-OPM who are always fighting in West Papua Forests.

Therefore, we have answered the questions of the International Journalists from the AP media in accordance with the facts and experience of Our Papuan Natives who live under Indonesian colonialism.

Thus, hopefully our answers can be understood by all parties. Thanks you for your attention.
The photo of West Papua National Liberation Army Personnel of OPM in Ndugama, Papua Led by Bridgen Ekianus Kogeya
In Indonesian Malay as follow….!!!

Sebby Sambom Menjawab Pertanyaan Wartawan AP

Hai S, kami baik-baik saja. Dan ini adalah pertanyaan yang menarik dan sulit untuk dijelaskan tentang situasinya. Tetapi saya akan menjawab dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dan sedang hadapi Oleh orang asli Papua yang berjuang dibawah payung organisasi OPM dan TPNPB selama lima puluh tahun lebih.

1.     Ya, pejuang TPNPB-OPM adalah kebanyakan pria-pria muda, dan hal itu benar. Dan situasi ini berlaku di seluruh Pegunungan Tengah Papua, yang merupakan daerah konflik perang Antara TPNB-OPM dan Pasukan Keamanan Indonesia, yaitu military dan Polisi Kolonial Indonesia;

2.     Pengetahuan dan pengalaman saya adalah bahwa lebih khusus kita di daerah konflik perang, di Pegunungan Tengah Papua Barat, memiliki pengalaman pahit karena operasi militer yang brutal, yang telah dan sedang dilakukan oleh militer dan Polisi Indonesia.

Dalam hal ini, Kami perlu sampaikan kepada masyarakat Internasional bahwa Wilayah konflik perang seperti wilaya Ndugama, Puncak Jaya, Puncak Papua, Intan jaya, Tembagapura, Lani Jaya hampir semua anak-Anak tidak memperoleh hak untuk mendapatkan pendidikan. Dan anak-anak muda ini adalah keluarga dari anggota TPNPB-OPM, Oleh Karena itu jika mereka ikuti pendidikan di sekolah-sekolah Indonesia, maka intelejen Indonesia akan mengintai mereka dan bahkaa akhirnya mereka dapat tangkap dan bahkan dibunuh. Dengan pengalaman ini sehingga semua anak-Anak yang merupakan keluarga TPNPB-OPM selalu tinggal di hutan Bersama keluarga mereka, dan kemudian mereka besar dan menjadi pejuang kemerdekaan Papua, yaitu melanjutkan perjuangan orang tua mereka.

Jadi kalau anda mendengar berita tentang pejuang-pejuang TPNPB yang berusia muda ini Karena demikian situainya, dan juga itu telah dan sedang di catat dalam sejarah perjuangan kami;

3.     Ya, pejuang-pejuang muda ini mereka mempunyai orang tua dan kerabat. Orang-orang Tua mereka adalah pejuang kemerdekaan Papua dan mereka bagian daripada perjuangan ini. Sehingga otomatis anak-Anak ini menjadi pejuang dan lawan Militer Kolonial Indonesia.

Contohnya, Panglima KODA III TPNPB Ndugama Bridgen Ekianus Kogeya. Ekianus Kogeya adalah anak seorang Panglima TPNPB OPM Wilayah III Ndugama Papua, yaitu almarhum Jenderal Silas Elmin Kogeya.

Dan anaknya mengambil alih tongkat Komando untuk lanjutkan perjuangan bangsa Papua guna memperoleh kemerdekaan dari tangan Pemerintah colonial Indonesia;

4.     Ya, Kami mempunyai pengalaman yang sama di seluruh territory tanah Papua, yaitu dari sorong sampai Merauke, bahkan di PNG di tempat-tempat pengungsian.

Semua anak-Anak yang orang tua mereka adalah pejuang Papua merdeka, maka anak-anak mereka secara otomatis menjadi pejuang dan lanjutkan perjuangan untuk Papua merdeka. Dan hal ini telah Kami Alami dari sejak Indonesia masuk di Papua terhitung 1 Mei 1963 hingga kini.
The photo of West Papua National Liberation Army Personnel in Ndugama, Papua led by Bridgen Ekianus Kogeya
Catatan Oleh Sebby Sambom Boleh Ikuti Dibawah ini:

Setelah menerima pertanyaan wartawan Internasional dari Media Associate Press (AP) tertanggal 12 Juni 2019, maka Kami perlu sampaikan kepada public secara global bahwa Pejuang TPNPB-OPM adalah orang-orang yang tidak mengakui  pendudukan illegal Indonesia di Tanah Papua, dan Kami bukan warga Negara Indonesia.

Dalam hal ini Kami tidak pernah mengakui sebagai warga Negara Indonesia, Karena perjuangan OPM dan TPNPB telah mulai dari sejak tahun 1960an. Dan Kami adalah kelompok yang tidak mau pencuri datang ke tanah leluhur Kami, Untuk merampok dan mencuri sumberdaya alam yang Ada di atas tanah Kami.  

Dengan dasar argument Kami yang masuk akal ini, maka Kami juga   mengarisbawahi bahwa semua anak-anak TPNPB-OPM yang lahir di medan perang mereka tidak punya kesempatan untuk ikut activitas program pembagunan yang telah dan sedang dilakukan Oleh pemerintah Kolonial Republik Indoneia di Tanah Papua.

Dan dalam perang melawan Sertadu Kolonial Indonesia, jika public mengetahui bahwa ada pejuang-pejuang TPNPB-OPM yang terkolong anak-anak berusia muda, maka itu Karena factor situasi politik akibat pendudukan illegal Indoneia di Tanah leluhur bangsa Papua.

Artinya bahwa TPNPB-OPM tidak seperti oragnisasi Teroris yang suka rekrut anak-anak untuk dijadikan sebagai dameng, namun semua pejuang TPNPB-OPM adalah lahir secara alamiah sesuai dengan situasi dan juga sesuai latar belakang kehidupan TPNPB-OPM yang selalu berjuang di Hutan-Hutan Papua Barat.

Oleh Karena itu, Kami telah mejawab pertanyaan Wartawan Internasional dari media AP ini sesuai dengan fakta dan pengalaman Kami Orang Asli Papua yang hidup dibawah kolonialisme Indonesia.

Demikian, semoga jawaban Kami ini dapat dipahami Oleh semua pihak. Treima Kasih atas perhatian anda.

By Sebby Sambom
Spokesman of WPNLA of OPM

Published by Admin

No comments:

Post a Comment