Powered By Blogger

Thursday 16 November 2017

Urgent News: Indonesian Military Forces Perform Military Operations in Tembagapura Using Unpoted Aircraft



Photo of Indonesian Military Troops Unpoted Aircraft  Operations act in Tembagapura West Papua
ENGLISH 

Tembagapura West Papua: today on November 17th 2017 at 1:00 am we have received urgent reports that Indonesian Military Forces sent Unpoted Aircraft to conduct watching areas and areas photography operations to obtain complete information on where to live or the West Papua National Liberation Army (TPNPB-OPM Headquarters) in Tembagapura, West Papua.

This is done because the Indonesian military itself does not have data on the location of the National Liberation Army of West Papua (TPNPB-OPM) Headquarters in Tembagapura, West Papua.

Therefore, the West Papuan National Liberation Army (TPNPB-OPM) considered that the actions of the Indonesian Military Forces were excessive.

That is, only one opponent of TPNPB-OPM weapons but sending five thousand of Indonesian military personnel and the Indonesian Police in Tembagapura, West Papua.

And the truth is, this is a violation of Rome's statue of International Humanitarian Law of War. That is, the resistance in war must be balanced.

What is meant is that troops forces or war equipment must be balanced. The terms of the War have been contained in the Roman statue, including the protection of civilians, journalists, the International Red Cross and the medical assistance team on the battlefield.

Therefore, the West Papuan National Liberation Army (TPNPB-OPM) warned to the Indonesian Military and Police that during the war in Tembagapura between West Papua National Liberation Army (TPNPB-OPM) and Indonesian Forces, Indonesian Troops could not be allowed to use the Company's cars, Trucks and Buses, or the property of the Hospitals (Ambulance) and also do not use the International Red Cross car.

The National Liberation Army of West Papua (TPNPB-OPM) insists that if the Indonesian Military and Indonesian Police are feeling a hero or strong fighters, show your manliness in today's war in Tembagapura, West Papua.

This means that the war does not use vehicles owned by the Freeport Company, nor does it use Ambulance cars, nor does it use the International Red Cross Car, nor does it carry out Indonesian military attacks from the air at TPNPB-OPM headquarters.

If the Indonesian Military and Police Forces are brave, the National Liberation Army of West Papua (TPNPB-OPM) invites you to ground fight not by air.

Why? Because TPNPB-OPM is not a State, it is only a nation that suffers under oppression by the Colonial Nation of the Republic of Indonesia. And what you need to know is that TPNPB-OPM have only one armed force, the Army called the National Liberation Army of West Papua.

Does it make sense for Indonesian military and police forces to fight one weapon using a thousand weapons? Please reflect on each one as you think.
Direct reported from Timika, West Papua by TPNPB staff.  

Wariten, translated, edited and published by,
Sebby Sambom
West Papuan Human Rights Defender

Former West Papuan Political Prisoner
(Spokesperson of TPNPB)
-----------------------------------------------------
Photo of When were Indonesian Troops sent the Unpoted Aircraft   in Timika West Papua three week ago
INDONESIAN

Urgent News: Pasukan Militer Indonesia Lakukan Operasi Militer di Tembagapura Menggunakan Pesawat Tanpa Awak

Tembagapura West Papua: Pada hari ini tanggal 17 November 2017 kami telah terima laporan bahwa Pasukan Militer Indonesia mendatangkan Pesawat tanpa awak, guna melakukan operasi pemantauan dan photo udara guna mendapatkan informasi lengkap tentang tempat tinggal atau Markas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) di Tembagapura West Papua. 

Hal ini mereka lakukan karena para militer Indonesia sendiri tidak mempunyai data tentang lokasi Markas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) di Tembagapura, West Papua. 

Oleh karena itu, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) menilai bahwa tindakan Pasukan Militer Indonesia sangat berlebihan. Artinya, hanya lawan satu pucuk senjata TPNPB-OPM namun mengirim lima ribu personil militer dan Polisi Indonesia di Tembagapura West Papua.  
Dan yang sebenarnya, ini merupakan pelanggaran terhadap statuda Roma tentang Hukum Humaniter Perang Internasional. Artinya, perlawanan dalam perang harus seimbang. 

Yang dimaksud adalah kekuatan pasukan atau pun peralatan perang harus seimbang. Tentang syarat-syarat Perang telah dimuat dalam statuda Roma, termasuk perlindungan terhadap warga civil, jurnalis, Palang Merah Internasional dan tim bantuan Medis di medan Perang. 

Oleh karena itu, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) memberikan peringatan kepada Militer dan Polisi Indonesia bahwa selama perang berlangsung di Tembagapura antara TPNPB-OPM dan Pasukan Indonesia tidak dapat diperbolehkan menggunakan mobil, Truk, dan Bus milik Perusahaan, ataupun milik Rumah Sakit (Ambulance) dan juga tidak menggunakan mobil Palang Merah Internasional. 

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) tegaskan bahwa jika Pasukan Militer dan Polisi Indonesia merasa jagoan, tunjukan sikap kejantananmu dalam dunia perang saat ini di Tembagapura, West Papua. 

Artinya perang tidak menggunakan kendaraan milik Perusahaan Freeport, juga tidak menggunakan mobil Ambulance, juga tidak mengunakan Mobil Palang Merah Internasional, dan juga tidak melakukan serangan militer dari udara di markas TPNPB-OPM. 

Kalau Pasukan Militer dan Polisi Indonesia berani, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) ajak perang darat (ground fight) tidak lewat udara. 

Mengapa? Karena TPNPB-OPM bukan Negara, melainkan hanya suatu bangsa yang menderita dibawah penindasan oleh Bangsa Kolonial Republik Indonesia. Dan yang perlu ketahui adalah TPNPB-OPM hanya mempunyai satu angkatan Perang, yaitu Angkatan Darat yang disebut Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat. 

Masuk akal kah Pasukan militer dan Polisi Indonesia lawan satu pucuk senjata dengan menggunakan seribu pucuk senjata? Silakan renungkan masing-masing sesuai pendapat Anda. Reported direct from Timika, West Papua.

Wariten, translated, edited and published by,
Sebby Sambom
West Papuan Human Rights Defender
Former West Papuan Political Prisoner
(Spokesperson of TPNPB)

No comments:

Post a Comment