Powered By Blogger

Sunday, 12 November 2017

One weapon of TPNPB Against Thousand weapons of Indonesians Troop

The Soldiers of West Papua National Liberation Army are  Fight for the  right of self deteremination for  the indigenous  people of West Papua since 1965 until now (pic doc KOMNAS TPNPB) 2016


ENGLISH

Wraiten by Yason Ngelia, Cenderawasih University Student Activist  of West Papua

It seems that the Indonesians Military and the Polices is not only against the West Papuan National Liberation Army (TPNPB-OPM) personnel, but also the Papuan nature in the Nemangkawi region.

Military science, superior weaponry, does not just make the Indonesian Military and the Polices fight the battle.

The strategy of siege of separatist and terrorist territories was also carried out in Aceh against GAM in 2000, and in Poso against the Santoso group in 2016. But in the region of nemangkawi did not seem to work well.

So it is natural if there is effort directed public opinion to area controlled of West Papua National Liberation Army (TPNPB-OPM). National medias in Jakarta and local medias in West Papua tried to convince the public that, West Papua National Liberation Army (TPNPB-OPM) was an immoral group by raped a woman.

The expected outcome is a decrease in public support for West Papuan National Liberation Army (TPN-PB), so as to legitimize sporadic ambush actions.

This means that any civilian who is around the area that controlled by the TPNPB-OPM military will be arrest targeted and killing. This is important for the big name of TNI / POLRI at this time, because since the various incidents of TPNPB-OPM attack there has not been one perpetrator successfully arrested or killed. Indonesian Military and the Polices stake the big name of military in front of the people of ndonesia and the world today.

Furthermore, there is also the opinion of the medias, that there has been a brokering by TPNPB-OPM against 1300 civilians, 300 non-Papuans and 1000 Papuans.

This, or something that will continue to be built by the medias, only aims to attract the sympathy of Indonesian citizens, that this is an outside crime can and needs to be mass-produced by TNI / POLRI without human rights considerations.

Moreover, today's human rights become its own problems for Indonesian Miltary & the Police, the current military leaders do not want to repeat the dark story of their predecessors. Like, for example, Wiranto and Prabowo who proved as human rights violators, to get a ban on entry into some countries.

Attempts to build an opinion to make one quick and big offensive seem to make a bit of a strange story, because we know together that the number of  Wst Papua National Liberation Army (TPNPB)  is about 20  pwersonnel, with how many guns and arrows. Fight almost 5000 Indonesian Miltary and the Policein the area of ​​Tembagapura, West Papua.

In the press statement of POLRI and TNI are preparing the best strategy to snatch off the perpetrators, although the other side they acknowledge the TPNPB advantage is mastering the field because the mountain forest is theirs, while the TNI and POLRI are members who are equipped with theory but the lack of knowledge about Papua and its nature .

So that 5000  personnel from various unions were depressed with the circumstances they had to accept in the field, that it would not be easy to be TNI/POLRI. With only a uniformed dashing, armed, walking in the city, or just simply guarding and dispersing the demonstration, but fighting with the real meaning it hurts. Be sorry for you the Indonesian Military and the Polices personnel, we hope that you are do not lost in the junggle of Nemangkawi, West Papua.  


Numbay, 11 Nov 2017
 Copy@right Yason Ngelia FB-ACC 
Translated, edited & Republished by,
Sebby Sambom/ssambom/admin
-----------------------------------------------------

INDONESIAN

Satu Pucuk Senjata TPNPB Melawan Seribu Pucuk Senjata Pasukan Indonesia
Oleh Yason Ngelia, Activis Mahasiswa UNCEN West Papua 
Sepertinya TNI/POLRI bukan hanya melawan TPNPB, tetapi juga alam Papua di wilayah Nemangkawi. Ilmu militer, persenjataan yang lebih unggul, tidak begitu saja membuat TNI/POLRI menguasai pertempuran.
Strategi pengepungan wilayah separatis dan terorisme pernah dilakukan juga di Aceh melawan GAM di tahun 2000, dan di Poso melawan kelompok Santoso pada tahun 2016. Tetapi di kawasan Nemangkawi,  Tembagapura sepertinya tidak berjaan dengan baik.
Sehingga wajar jika adanya upaya pengarahan opini publik terhadap daerah yang dikuasai TPNPB. Media-media nasionalis di Jakarta dan  media-media local di Papua berusaha meyakinkan masyarakat bahwa, TPNPB adalah kelompok tidak bermoral dengan melakukan pemerkosaan kepada seorang wanita.
Hasil yang diharapkan adalah mengurangnya dukungan publik terhadap Pasukan TPNPB, sehingga dapat melegitimasi tindakan penyergapan yang sporadis. Artinya siapapun warga sipil yang ada di sekitar daerah yang dikuasai TPNPB akan dijadikan sasaran penagkapan, penyiksaan  dan pembunuhan.
Ini penting bagi nama besar TNI/POLRI saat ini, sebab sejak berbagai inseden penyerangan TPNPB belum ada satu pelaku yang berhasil di tangkap atau dibunuh oleh TNI/POLRI. TNI/POLRI mempertaruhkan nama besar militer dihadapan rakyat Indonesia dan dunia saat ini.
Selanjutnya, adanya opini yang dibangun media, bahwa telah terjadi penyaderaan oleh TPNPB terhadap 1300 masyarakat sipil, 300 warga non Papua dan 1000 orang warga asli Papua. 
Hal ini, atau hal yang akan terus dibangun media, hanya bertujuan untuk menarik simpati warga Indonesia, bahwa ini adaah kejahatan luar bisa dan perlu direpon secara besar-besaran juga oleh TNI/POLRI tanpa pertimbangan HAM.

Terlebih HAM hari ini menjadi persoalan sendiri bagi TNI/POLRI, para pentinggi militer saat ini tidak mau mengulang kisah kelam pendahulu mereka. Seperti misalnya, Wiranto dan prabowo yang tebukti sebagai pelanggar HAM, hingga mendapatkan larangan masuk ke beberapa negara.

Upaya membangun opini untuk melakukan sekali penyerangan cepat dan besar sepertinya membuat sedikit cerita aneh, sebab kita diketahui bersama bahwa ternyata jumlah anggota TPNPB sekitar 20 an orang saja, dengan berapa pucuk senjata dan panah. Melawan hampir 5000 Pasukan TNI/PORI di areal Tembagapura, West Papua. 

Dalam pernyataan perss POLRI maupun TNI sedang menyiapkan setrategi terbaik untuk merengkus para pelaku, walaupun sisi lain mereka mengakui keunggulan TPNPB adalah menguasai medan sebab hutan gunung adalah milik mereka, sedangkan TNI dan POLRI adalah anggota yang dibekali teori namun minimnya pengetahuan tentang Papua dan alamnya.

Sehingga 5000  personil dari berbagai kesatuan itu tertekan dengan keadaan yang harus mereka terima dilapangan, bahwa tidak selamnya menjadi TNI/POLRI itu mudah. 

Dengan hanya berseragam gagah, bersenjata, berjalan di kota, atau hanya sekedar mengawal dan membubarkan demontrasi, tetapi berperang dengan artinya yang sebenarnya itu sakit dan sulit.

Copy@right Yason Ngelia FB-ACC
Numbay, 11 Nov 2017
Translated, edited & Republished by,
Sebby Sambom/ssambom/admin

No comments:

Post a Comment