Photo Perusahaan Emas Panguna di Arawa, Bougenville-Papua New Guinea |
Background of
Bougenville Revolution Army
Pada tahun 1998 Bougenville Revolution Army (BRA) telah mengorganisir diri membentuk
kekuatan militer revolusi, guna lawan kapitalis Amerika dengan anteknya
Pemerintah Papua New Guinea (PNG).
Cita-cita mereka adalah tidak mau tunduk kepada kapitalis
asing dengan pemerintahan yang berwatak kriminal serta colonialis, yang telah
dan sedang menindas rakyat Bougenville serta mencuri sumber daya alam termasuk
pengerukan Tambang Emas Rio Tinto yang dikena dengan nama Panguna Mining di
Bougenvile, PNG.
Dari hasil perlawanan yang telah dilakukan oleh Bougenville
Revolution Army, telah terjadi intervensi PBB dan berhasil melakukan MOA
(Memorandum of Agreement) di antara Pemeintah Papua New Guinea dan Pimpinan
Bougenville Revolution Army dibawah pimpinan Almarhum Francis Ona sebagai Panglima
Tinggi Bougenville Revolution Army dibawah mediasi pihak internasional pada
tahun 2001.
Karena mereka (BRA) dengan berani telah lawan penjajah dan
kapitalis, sehinggal Rakyat Bougenville akan Referendum pada tanggal 15 Juni
2019 dan kemudian akam merdeka penuh dan berdaulat sebagai sebuah Negara
merdeka di Melanesia, Region Pasifik.
Pada suatu hari, di suatu tempat Tuan Sebby Sambom pernah
bertatap muka dengan seorang Pimpinan BRA dan telah berhasil melakukan diskusi
tentang perlawanan.
Dalam diskusi ini, Pimpinan BRA tersebut pernah sampaikan
kepada Tuan Sebby Sambom bahwa apabila orang Melanesia di Papua Barat mau
merdeka, orang Papua harus berani ambil resiko.
Yang dimaksud adalah harus lawan Indonesia dengan senjata,
seperti apa yang Bougenville telah lakukan terhadap Perusahaan Emas Rio Tinto atau
PAnguna Mining dan Pemerintah PNG pada tahun 1998.
Perang baru PBB bisa intervensi. Jika tidak ada perlawanan
bersenjata, maka tidak mungkin PBB intervensi. Dan jangan mimpi-mimpi saja
bahwa PBB akan kasih kemerdekaan, itu orang yang lemah dan tidak punya harapan.
Oleh karena itu orang Papua Barat harus lawan Indonesia
dengan senjata, tidak hanya demonstrasi-demonstrasi. Dan selanjutnya Pimpinan
yang tersebut tunjuk gambar-gambar kepada Tuan Sebby Sambom dan telah
mengatakannya bahwa lihat saudaraku gedung-gedung tinggi yang hanya tinggal
rangga-rangga atau buing-buing saja, dan beliau PImpinan BRA ini telah
mengatakan bahwa dulu di Arawa kota besar seperti di Port Moresby, tapi kami
telah berhaisl bakar dan hancurkan kota itu.
Dan akhirnya kami akan mendapatkan kesempatan untuk
referendum pada tanggal 15 juni tahun 2019 nati, melalui perundingan yang
pernah kami sepakati.
Oleh karena itu, saran saya kepada semua pejuang Papua
Merdeka agar membangun kekuatan militer yang baik dan lawan Indonesia dengan senjata,
bukana hanya lewat demonstrasi-demonstrasi atau diplomsi atau kanpanye-kampanye
saja.
Berkataan di atas telah disampaikan oleh Pimpinan BRA kepada Tuan
Sebby Sambom), tiga tahun terakhir yang kita telah lewati ini.
Untuk melihat bukti photo yang BRA pernah hancurkan Perusahaan
Panguna Mining di Bougenville, bisa ikuti histori dalam gambar dibagian halaman
selanjutnya dari rarticle ini.
Silakan sakssikan photos dibawah ini:
Personnel of BRA Bougenville 1998 |
A Personnel of BRA 1998 in Bougenville, PNG |
The Personnel of BRA in Bougenville in 1998 |
Panguna Mining (Perusahaan Emas) Milik Amerika yang pernah dihancurkan oleh Bougenville Revolution Army |
Panguna Mining (Perusahaan Emas) Milik Amerika yang pernah dihancurkan oleh Bougenville Revolution Army |
Panguna Mining (Perusahaan Emas) Milik Amerika yang pernah dihancurkan oleh Bougenville Revolution Army |
Bougenville Revolution Army (Coconut Revolution Army) yang pernah berhasil hancurkan Tambang Emas Milik Amerika di Bougenville, dan akhirnya Bougenville akan Referendum tgl 15 Juni 2019 nanti |
Article ini sebagai bahan renungan bagi Rakya West Papua dan yang terutama bagi Pejuang Papua Merdeka, yang tergabung dalam kelompok militan. Ingat, Papua tidak akan merdeka cepat, kalau kita hanya melakukan diplomasi dan kampanye tanpa melakukan perlawanan bersenjata.
Oleh karena itu, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat dalam Komando Nasional mempunyai agenda yang namanya Revolusi Tahapan dan Revolusi Total. Penembakan di Tembagapura merupakan Revolusi Tahapan.
Agenda ini merupakan hasil Resolusi Konferensi (KTT TPN-OPM) di Biak pada tanggal 1-5 Mei 2012. Dengan dasar ini, maka TPNPB-OPM telah dan sedang kerja dalam perjuangan ini sesuai dengan resolusi hasil Konferensi 2012. Semua Komando dibawah Panglima Tinggi TPNPB, Gen. Goliath Tabuni.
Penulis:
Sebby Sambom
West Papuans Human RIghts Defender
(Former West Papuan Political Prisoner)
No comments:
Post a Comment